Rumus Umum
Ester merupakan
senyawa turunan asam alkanoat, dengan mengganti gugus hidroksil (–OH) dengan
gugus –OR1. Sehingga senyawa alkil alkanoat mempunyai rumus Umum :
R-COOR1
Sifat
Fisik Ester
a. Titik
didih ester hampir sama dengan titik didih aldehid/keton yang berat molekulnya
sebanding.
b. Ester
dapat larut dalam pelarut organik.
c. Ester
dengan 3-5 atom karbon dapat larut dalam air.
d. Ester
yang mudah menguap memiliki bau sedap.
Sifat
Kimia Ester
a. Hidrolisis
Reaksi hidrolisis ester dalam suasana asam
menghasilkan asam karboksilat dan alkohol, namun bila reaksi hidrolisis
dilangsungkan dalam suasana basa diperoleh garam karboksilat dan alkohol.
Hidrolisis ester dengan basa dise4but reaksi Penyabunan (Saponifikasi).
b. Reaksi dengan amonia
Reaksi antara ester dengan
ammonia menghasilkan suatu amida dan
alkohol. Reaksi ini disebut amonolisis. Reaksi ammonolisis tidak memerlukan
katalis.
c. Transesterifikasi
Jika suatu ester direaksikan dengan suatu alkohol maka
akan diperoleh ester baru dan alkohol baru. Reaksi ini disebut reaksi
transesterifikasi yang dapat berlangsung dalam suasana asam dan basa mengikuti
pola umum berikut ini.
RCOOR1 + R”OH ↔ RCOOR” + R1OH
Reaksi diatas disebut transesterifikasi karena terjadi
pertukaran antara gugus alkil dalam –OR1 pada ester dengan gugus
alkil dalam ikatan R”O.
Contoh reaksi antara suatu trigliserida dengan
metanol.
d. Reaksi dengan pereaksi Grignard
Reaksi antara suatu ester dengan pereaksi Grignard
merupakan cara istimewa dalam pembuatan alkohol tersier. Pola umum dari reaksi
ini adalah sebagai berikut.
Bila keton yang diperoleh di atas direaksikan lebih
lanjut dengan R’’MgX maka pada akhirnya diperoleh suatu alkohol terseir menurut
persamaan reaksi berikut ini.
e. Reduksi
Reduksi ester dengan katalis tembaga(II) oksida dan
tembaga(II) kromat akan menghasilkan alkohol primer.
f. Reaksi
Pengesteran (Esterifikasi)
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat
dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya
adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas hidrogen klorida kering,
tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester aromatik (yakni
ester yang mengandung sebuah cincin benzen). Reaksi esterifikasi berlangsung
lambat dan dapat balik (reversibel).
Cara-cara lain
untuk membuat ester
a. Pembuatan ester dari alkohol dan asil klorida (klorida asam)
Jika kita menambahkan sebuah asil klorida kedalam sebuah alkohol, maka
reaksi yang terjadi cukup progresif (bahkan berlangsung hebat) pada suhu kamar
menghasilkan sebuah ester dan awan-awan dari asap hidrogen klorida yang asam
dan beruap. Sebagai contoh, jika kita menambahkan etanol krlorida kedalam
etanol, maka akanterbentuk banyak hidrogen klorida bersama dengan ester cair
etil etanoat.
b. Pembuatan ester dari alkohol dan anhidrida
asam
Reaksi-reaksi dengan anhidrida asam berlangsung lebih lambat dibanding
reaksi-reaksi yang serupa dengan asil klorida, dan biasanya campuran reaksi yang
terbentuk perlu dipanaskan. Sebagai contoh etanol yang bereaksi dengan
anhidrida etanoat sebagai sebuah reaksi sederhana yang melibatkan sebuah
alkohol: Reaksi berlangsung lambat pada suhu kamar (atau lebih cepat pada
pemanasan). Tidak ada perubahan yang bisa diamati pada cairan yang tidak
berwarna, tetapi sebuah campuran etil etanoat dan asam etanoat terbentuk.
Kegunaan Ester
a. Amil asetat banyak digunakan sebagai
pelarut untuk damar dan lak
b. Esterifikasi etilen glikol dengan asam
bensen 1.4 dikarboksilat menghasilkan poliester yang digunakan sebagai bahan
pembuat kain.
c. Karena baunya yang sedap maka ester banyak
digunakan sebagai esen pada makanan
PERMASALAHAN :
1. Pada reaksi pembuatan ester, ester dapat
dibuat diantaranya dengan mereaksikan alkohol dengan asil klorida (klorida asam) dan
alkohol dengan anhidrida asam. Yang ingin saya tanyakan mengapa reaksi dengan anhidrida asam berlangsung lebih lambat
dibanding reaksi yang serupa dengan asil klorida ?
2. Mengapa reaksi antara ester dengan
ammonia (amonolisis) tidak memerlukan
katalis ?