Biodegradasi
Fenol
Fenol dan turunannya bersifat toksik dan
termasuk ke dalam zat berbahaya karena bersifat racun dan sulit didegradasi
oleh organisme pengurai. Fenol merupakan senyawa kimia yang bersifat korosif
yang dapat menyebabkan iritasi jaringan, kulit, mata dan mengganggu pernapasan
manusia. Fenol dapat menyebabkan efek akut yaitu terganggunya sistem saraf
pusat yang dapat mengakibatkan pingsan dan koma. Fenol juga dapat menyebabkan
hipotermia (penurunan suhu tubuh), depresi miokardial dan kerusakan hati.
Sementara itu, efek kronis lainnya yang ditimbulkan yaitu anoreksia, gangguan
saluran pencernaan, muntah-muntah, nyeri otot, dan gangguan syaraf. Fenol juga
diduga dapat menyebabkan kelumpuhan dan kanker (Nair et al. 2008). Fenol
dapat bersifat karsinogenik bagi manusia pada konsentrasi 5-25 mg/L (El-Naas et
al. 2009).
Keberadaan fenol di lingkungan dapat
bersumber dari aktivitas alam ataupun aktivitas manusia. Peningkatan
konsentrasi fenol di lingkungan dapat disebabkan oleh kebakaran hutan. Fenol
juga banyak terdapat dalam buangan limbah industri. Tanah yang terkontaminasi
fenol akan menyebabkan kualitas air tanah tersebut akan menurun. Fenol
terdegradasi di udara sekitar 1–2 hari, sedangkan di dalam air fenol bersifat
persisten (ATSDR 2008). Sementara itu, fenol yang terdapat di tanah dapat
didegradasi oleh bakteri atau mikroorganisme lainnya yang dapat menggunakan
fenol sebagai sumber karbonnya.
Mikroorganisme
Pendegradasi Fenol
Mikroorganisme yang mampu mendegradasi
fenol telah berhasil diisolasi pertama kali oleh Stormer pada tahun 1908.
Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi dari tanah maupun air yang tercemar
fenol. Mikroorganisme yang mampu mendegradasi fenol tidak hanya berasal dari
genus bakteri saja, melainkan khamir, jamur, dan alga. Beberapa spesies bakteri
yang mampu mendegradasi fenol diantaranya, Bacillus sp., Pseudomonas sp.,
Acinotobacter sp., dan Achromobacter sp.
Beberapa spesies khamir yang mampu
mendegradasi fenol diantaranya, Cryptococcus terreus (tiga galur), Cryptococcus
terricola (satu galur), Rhodosporidium lusitaniae (dua galur), Rhodotorula
creatinivora (sepuluh galur), Rhodotorula ingeniosa (satu galur), Mastigobasidium
intermedium (satu galur), Sporobolomyces roseus (dua galur), dan Microbotryomycetidae
(12 galur). C. tereus (dua galur), R. creatinivora (Sembilan
galur), R. ingeniosa, dan Microbotryomycetidae (Bergauer et
al. 2005).
Kelompok fungi yang secara efisien mampu
mendegradasi senyawa fenol adalah Phanerocheate chrysosporium, Corious
versicolor, Streptomyces sp. (Nair et al. 2008).
Menurut Leahly dan Cowell (1990), mikroba
pendegradasi fenol yang terpenting di lingkungan air laut dan tanah antara
lain, Achromobacter, Acinetobacter, Alcaligenes, Arthrobacter, Bacillus,
Flavobacterium, Nocardia, dan Pseudomonas spp. Namun hanya Acinetobacter
sp. Yang mampu mendegradasi fenol (500 mg/L) dengan sempurna selama 120
jam.
Mikrob yang sudah banyak diteliti kemampuannya
dalam mendegradasi fenol adalah Pseudomonas sp. Beberapa spesies Pseudomonas
yang sudah diteliti diantaranya P. aeruginosa (Afzal et al. 2007;
Agarry et al. 2008a, Agarry et al. 2008b, Agarry et al. 2008c),
P. fluorescence (Agarry et al. 2008a; Agarry et al. 2008b;
Agarry et al. 2008c; Lin et al. 2008), P. putida (El-Naas et
al. 2009), P. pictorum (Annadurai et al. 2007; Annadurai
& Lee 2007), dan P. pseudomallei (Afzal et al. 2007).
Walaupun demikian, P. putida merupakan spesies Pseudomonas yang
dilaporkan mampu menggunakan fenol sebagai sumber karbon utama dan satu-satunya
dengan laju degradasi relatif tinggi (El-Naas et al. 2009).
PERMASALAHAN :
Dari artikel diatas dikatakan bahwa “mikroba
pendegradasi fenol yang terpenting di lingkungan air laut dan tanah antara
lain, Achromobacter, Acinetobacter, Alcaligenes, Arthrobacter, Bacillus,
Flavobacterium, Nocardia, dan Pseudomonas spp”. Namun dari beberapa
jenis mikroba tersebut yang mampu mendegradasi fenol dengan sempurna yaitu Acinetobacter
sp. (500 mg/L) selama 120 jam.
Yang menjadi permasalahan saya yaitu :
1.
Keunggulan apa yang dimilki oleh Acinetobacter
sp jika dibandingkan dengan Achromobacter, Alcaligenes, Arthrobacter,
Bacillus, Flavobacterium, Nocardia, dan Pseudomonas spp sehingga Acinetobacter
memiliki kemampuan mendegradasi fenol yang baik dan bagaimana mekanisme reaksi
nya ??
2.
Selain mikroba diatas
(permasalahan no 1), mikroba yang mampu mendegradasi fenol adalah Pseudomonas
sp. Diantara spesies-spesies Pseudomonas sp, Pseudomonas putida merupakan
spesies Pseudomonas yang mampu menggunakan fenol sebagai sumber karbon
utama dan satu-satunya dengan laju degradasi relatif tinggi. Apa yang menyebabkan
tingginya laju degradasi pada Pseudomonas putida?
saya akan menjawab pertanyaan anda yang no 2
BalasHapusPseudomonas putida merupakan spesies Pseudomonas yang dilaporkan mampu menggunakan fenol sebagai sumber karbon utama dan satu-satunya dengan laju degradasi relatif tinggi karena P. putida dapat menyesuaikan diri pada proses adaptasi baik dengan jumlah air pada biodegradasi fenol’.
Selain itu oprasinya murah dan mudah polutan dapat didegradasi secara efektif dan bias di harapkan tidak menghasilkan senyawa baru yang lebih berbahaya dibandingkan dengan senyawa yang didegradasikan ,biasworo dalam penelitianya mendapatkan bahwa kultur bakteri P. putida dapat mendegradasi fenol menjadi 51ppm dari 500ppm dalam waktu 5 hari.oleh karena itu mudah beradaptasi inilah P.putida memiliki laju degradasi tinggi.
1. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk menggunakan rantai hidrokarbon sebagai sumber nutrisi, sehingga mampu meremidiasi tanah yang tercemar. Bakteri ini bisa menggunakan amonium dan garam nitrit sebagai sumber nitrogen, akan tetapi tidak memiliki pengaruh yang signifikan. D-glukosa adalah satu-satunya golongan heksosa yang bisa digunakan oleh bakteri ini, sedangkan pentosa D-ribosa, D-silosa, dan L-arabinosa juga bisa digunakan sebagai sumber karbon oleh beberapa strain. Tetapi untuk mekanismenya sendiri saya kurang tahu.
BalasHapus2. Pseudomonas putida mampu tumbuh dalam media sederhana dengan mengorbankan berbagai macam senyawa organik dan mudah diisolasi dari tanah (batubara, tembakau) dan air tawar. Pertumbuhan optimalnya antara 25-30⁰C. Selain itu P. putida juga memiliki kemampuan adaptasi yang baik sehingga laju degradasinya tinngi.
saya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 2
BalasHapusmenurut literatur yang saya baca P.putida merupakan spesies Pseudomonas yang dilaporkan mampu menggunakan fenol sebagai sumber karbon utama dan satu-satunya dengan laju degradasi relatif tinggi. Pseudomonas putida merupakan bakteri yang agresif dan efektif, dan mempunyai waktu generasi yang cepat . Hal ini diduga karena keperluan nutrisinya yang mudah karena mampu menggunakan berbagai sumber karbon serta kemampuannya membentuk berbagai senyawa penghambat, sehingga Pseudomonas putida mampu berkembang biak dengan cepat. Pseudomonas putida yang diaplikasikan pada degradasi akan memperbanyak diri dan bertahan selama beberapa waktu untuk berkompetisi dengan mikroorganisme lain (Weller 1988). Pseudomonas putida memiliki kemampuan menggunakan berbagai senyawa karbon, mampu berkembang biak dengan cepat, serta mampu menghasilkan berbagai senyawa penghambat (Weller 1988).